Siapapun yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, pada beberapa hari belakangan merasakan cuaca yang begitu panas. Padahal jika menilik pada kalender, saat ini masih termasuk dalam rentang musim penghujan yang umumnya berlangsung dari November - Maret 2013.
Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT) mempunyai alasannya. Pihak mereka menjelaskan bahwa terik matahari yang begitu menyengat disebabkan karena posisi Matahari berada di atas khatulistiwa dan gelombang Madden–Julian oscillation (MJO).
"Di wilayah Indonesia pada umumnya, khususnya Jakarta, kondisi pertumbuhan awan berkurang. Akan tetapi akan meningkat lagi pada kira-kira minggu terakhir April," tutur Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan ( BPPT), Tri Handoko Seto, seperti dirilis Okezone, Rabu (20/3/2013).
Dirinya juga menjelaskan bahwa MJO atau fenomena ostilasi ini hanya berlangsung sekira 45 hari, di mana pada periode ini bisa memunculkan banyak hujan atau sebaliknya. "Suatu wilayah puncaknya bisa 2 minggu. Meskipun musim hujan, kalau terdapat ostilasi ini, maka pertumbuhan awan hujan bisa berkurang," terangnya.
"Namun demikian, ini harusnya sudah masuk pancaroba. Ciri-cirinya, sudah banyak hujan, namun di siang terik, siang sampai sore tiba-tiba ada mendung yang gelap, hujan deras tetapi tidak sampai berjam-jam. Pola-pola musim pancaroba, umumnya akhir Maret sampai April," jelasnya.
Bijak untuk mengetahui lebih jauh tentang apa yang terjadi dengan kondisi alam sekitar akan menjauhkan kita dari perkiraan-perkiraan usang yang cenderung mistis.
Baca Juga Artikel Lain :